Medan, doreng45.com – Ketua DPD Persatuan Peternak Babi Indonesia (PPBI) Sumatera Utara, Heri Ginting, mendesak pemerintah segera melakukan mitigasi penyebaran African Swine Fever (ASF) atau flu babi. Langkah ini dinilai krusial untuk mendukung ketahanan pangan nasional sesuai program Asta Cita pemerintah, sekaligus meningkatkan kesejahteraan peternak lokal.
Hal tersebut disampaikan Heri dalam Dialog Kolaborasi PPBI Sumut dengan Pemerintah Pusat dan Daerah, Senin (10/11/2024) di Medan. Heri memaparkan, wabah ASF saat ini menjadi ancaman serius bagi peternak babi rumahan. Jika tidak segera ditangani, penularan virus dapat menekan populasi babi di Sumut dan mengganggu stabilitas ekonomi peternak.
“Jika ini tidak segera dimitigasi dan dicegah penularannya, akan berdampak terhadap penurunan jumlah populasi babi di Sumut. Kerugian ekonomi yang dialami peternak babi di Sumut sudah mencapai 65 persen,” jelas Heri.

Heri berharap melalui dialog ini, peternak dapat memahami langkah pencegahan dan mitigasi ASF. Ia juga mendorong ketersediaan vaksin ASF, sebagaimana vaksin PMK untuk ternak sapi dan domba.
Heri memaparkan tiga langkah pencegahan yang dapat diterapkan peternak:
- Menjaga kebersihan lingkungan kandang
- Membatasi kunjungan orang luar ke area peternakan
- Mengubur bangkai babi yang terpapar ASF
Sementara itu, Ketua Dewan Pimpinan Pusat PPBI, Sutrisno Pangaribuan, menekankan peran ganda peternak babi dalam mengatasi persoalan sampah perkotaan.
“Para peternak babi ikut berperan mengatasi permasalahan sampah di Medan. Sampah sisa makanan dan limbah rumah tangga habis diolah menjadi pakan ternak,” ujarnya.
Dalam sesi tanya jawab, salah seorang peternak, Lenta Sumiati Br Hutabarat, menanyakan ciri-ciri ternak yang terpapar ASF. Heri Ginting menjawab langsung dengan menjelaskan enam gejala utama:
- Tidak nafsu makan
- Demam disertai lendir dari hidung
- Bercak merah pada kulit
- Pendarahan dari mulut, hidung, dan kelamin
- Kotoran keras bulat-bulat
- Air kencing berwarna kuning kecoklatan
Kegiatan yang dihadiri sekitar 215 peserta ini ditutup dengan pembagian sembako sebagai bentuk apresiasi kepada peternak. Dialog ini diharapkan dapat menjadi langkah awal kolaborasi multipihak dalam menanggulangi wabah ASF dan menjaga ketahanan pangan regional. (Tim)










