Percepat Penanganan Stunting, Wabup Irfan Pimpin Rakor di Kabupaten Bima

Bima, doreng45.com – Pemerintah Kabupaten Bima terus memperkuat langkah dalam percepatan penurunan angka stunting. Melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB), bersama Dinas Kesehatan, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD), serta sejumlah OPD terkait, digelar Rapat Koordinasi (Rakor) atau Rembug Stunting Tingkat Kabupaten Bima Tahun 2025, Senin (6/10/2025), di Ruang Rapat Utama Kantor Bupati Bima.

Wakil Bupati Bima, dr. H. Irfan Zubaidy, yang hadir bersama para asisten, Kepala DP3AP2KB Nurdin, S.Sos., Kepala Dinas Kesehatan Fahrurrahman, SE., M.Si., serta Kabid Sosbud DPMD, menegaskan bahwa stunting bukan sekadar isu kesehatan, melainkan persoalan pembangunan jangka panjang yang dapat memengaruhi kualitas generasi penerus bangsa.

banner 336x280
Wakil Bupati Bima dr. H. Irfan Zubaidy berfoto bersama jajaran OPD dan peserta Rembug Stunting usai penandatanganan komitmen bersama percepatan penanganan stunting di Kabupaten Bima.

“Rembug stunting memiliki makna yang sangat penting dan strategis. Stunting bukan hanya persoalan kesehatan, tetapi masalah pembangunan sumber daya manusia yang harus kita tangani secara bersama-sama,” ungkap Wabup Irfan.

Rakor tersebut menjadi wadah untuk memperkuat koordinasi lintas sektor dan memperkuat komitmen seluruh pihak dalam upaya pencegahan dan penanganan stunting di Kabupaten Bima.

Dalam kesempatan itu, Wabup Irfan yang didampingi Ketua Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kabupaten Bima, Ny. Hj. Anita H. Irfan, menekankan pentingnya kepedulian kolektif.

“Stunting tidak boleh dipandang sebelah mata karena dampaknya sangat fatal terhadap kesehatan dan perkembangan anak. Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga sosial menjadi kunci utama,” tegasnya di hadapan para camat dan kepala puskesmas yang hadir.

Sementara itu, Kepala DP3AP2KB Kabupaten Bima, Nurdin, S.Sos, menjelaskan bahwa persentase penurunan keluarga berisiko stunting di Kabupaten Bima selama tiga tahun terakhir mencapai 52,95%.
Adapun capaian pendampingan terhadap keluarga berisiko stunting pada tahun 2025, termasuk ibu hamil, calon pengantin, dan balita, telah mencapai 92,48%.

“Program gerakan orang tua asuh cegah stunting telah menyasar 1.813 anak berisiko, dan sebanyak 1.521 anak telah mendapatkan pendampingan selama tiga bulan berturut-turut. Selain itu, terdapat 162 Kampung Keluarga Berkualitas (KB) yang aktif menjalankan program Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat),” jelas Nurdin.

Sebagai bentuk komitmen bersama, Rakor ditutup dengan penandatanganan komitmen bersama antara Wakil Bupati Bima dan seluruh OPD terkait dalam upaya mempercepat penanganan stunting di wilayah setempat.

(Man)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *