doreng45.com – Lumajang, Budidaya ikan air tawar saat ini masih menjadi salah satu primadona usaha perikanan di Indonesia. Salah satu sistem yang digunakan dalam memelihara ikan air tawar adalah Sistem Bioflok. Mengapa harus Bioflok berikut penjelasannya.
KEUNTUNGAN.
Keuntungan Budidaya Ikan Sistem Bioflok al:
1. Produktifitas lebih tinggi, yakni 5-10 kali lipat dibanding sistem konvensional sebab padat tebar bisa lebih tinggi.
2. Padat tebar Nila di kolam biasa sekitar 10 ekor/ m² , pada kolam nila bioflok bisa 100/m² dan lele bisa 1000/m².
3. Lahan tidak terlalu luas sehingga cocok untuk perkotaan.
4. Penggunaan pakan lebih efisien. Jika pada teknologi biasa nilai Feed Convertion Ratio( FCR) rata rata 1,2-1,5 dengan sistem bioflok FCR bisa mencapai 0,8-1,0 karena kualitas air yang stabil lebih baik.
5. Lama pemeliharaan relatif lebih singkat karena pertumbuhan ikan lebih cepat.
6. Ramah Lingkungan, penggantian air yang minim hanya untuk mengganti air penguapan saja.
PENGERTIAN BUDIDAYA SISTEM BIOFLOK
Bioflok berasal dari 2 kata yakni Bios dan Flok. Bios berarti hidup/ kehidupan dan Flok adalah Gumpalan, jadi bioflok diartikan kumpulan dari berbagai organisme ( bakteri, jamur, algae, protozoa, cacing, dll ) yang tergabung dalam gumpalan ( floc).
KONSEP BIOFLOK
Bioflok dapat terbentuk jika Ada 4 item yang ada di kolam bioflok, yakni:
1. IKAN ( butuh pakan dan membuang CO2 & Amonia )
2. AMONIA ( nitrit/nitrat, pH & Alkalinitas, Kapur, Garam, Phyto )
3. BAKTERI ( mengurai bahan organik membentuk biopolimer, perlu unsur C- molase-gula-tapioka-terigu dan probiotik )
4. BIOFLOK ( terbentuk hasil ikatan dinding sel, jika masa meningkat akan mengendap, ditambah Ca dan Mg dari kapu serta O2 dari aerasi )
TAHAPAN DALAM BUDIDAYA NILA SISTEM BIOFLOK.
1. Kolam terpal bulat diameter 2, kedalaman 0,8 m dibersihkan dengan cara disikat sampai bersih kemudian diisi air. ( Foto )
2. Pasang instalasi aerasi dengan jumlah batu aerasi sebanyak empat dengan posisi merata, nyalan aeratornya dan setting aliran oksigen dengan kecepatan 10lt/ menit.
3. Bahan untuk membuat media bioflok adalah garam krosok 1 kg/ m³, kapur dolomit 50 gr/ m³, molase 100 ml/ m³, dan probiotik 10 ml/ m³. Masing masing bahan tersebut dilarutkan dengan air secara berurutan lalu dimasukan kedalam kolam dan diaduk secara merata. ( Foto )
4. Kolam yang sudah terisi bahan bahan tadi didiamkan selama 5-7 hari agar flok terbentuk.
5. Cek kualitas air- pH air sekitar 7-8, kandungan oksigen terlarut( DO) 3 mg/ Lt.
6. Benih ikan ukuran 8-10 diaklimatisasi sekitar 20 menit sebelum dilepas kedalam kolam, waktu yang baik adalah pagi atau sore hari dengan padat tebar 100/m³.
7. Ikan diberi pakan setelah hari ke empat dengan dosis 1% dari biomassa ini dilakukan dalam Minggu pertama, setelah itu baru diberi pakan dengan dosis 3% dari biomassa ikan, pemberian pakan dilakukan 2x sehari- pagi dan sore.
8. Selama pemeliharaan, hal hal yang harus diperhatikan sbb:
– jika kadar air 3 mg/ Lt tambah molase dan probiotik
– jika pH cenderung asam (pH 5 ) tambah dolomit
– ukur kepadatan flok dengan corong imhoof jika kepadatan flok <20 ml/m³ tambah molase/gula pasir dan kalau kepadatan flok >50 ml/m³ lakukan penghentian pemberian pakan.
9. Pemanenan dilakukan 3 bulan dari penebaran, kuras airnya sampai tersisa 20 cm dan pindahkan semua ikan kedalam wadah panen dan timbang.
Dodik – Instruktur LKP Global Institute