Pancasila Terbukti Menyatukan Bangsa, Ustaz Muhyiddin: Faham Khilafah Tak Bisa Diterapkan di Indonesia

Medan, doreng45.com – Faham Khilafah dinilai tidak relevan untuk diterapkan di Indonesia yang memiliki keberagaman suku, agama, dan budaya. Pancasila, sebagai dasar negara, telah terbukti mampu menjadi pemersatu bangsa sejak Indonesia merdeka.

“Sejak Indonesia merdeka, ideologi kita adalah Pancasila dan itu tidak bisa diubah. Ideologi Pancasila pun tidak bertentangan dengan konsep Islam,” ujar Ustaz Muhyiddin Nasution, S.Pd.I, saat memberikan paparan dalam kegiatan Sosialisasi Pancasila Sebagai Ideologi Negara dalam Menghempang Penyebaran Faham Khilafah di Masjid Al-Muhajirin, Kelurahan Harjosari II, Kecamatan Medan Amplas, Rabu (7/5/2025).

banner 336x280

Ustaz Muhyiddin yang juga menjabat sebagai anggota Dewan Dakwah Al Jam’iyatul Washliyah Sumatera Utara menjelaskan bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sejatinya merupakan rumusan syariat Islam yang sudah diterapkan dalam kehidupan berbangsa di Indonesia.

“Jika masyarakat benar-benar mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, maka Indonesia akan menjadi negeri baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur,” tuturnya.

Ia menambahkan, kelima sila dalam Pancasila seharusnya menjadi pedoman dalam menjalani kehidupan sosial. Namun, kenyataannya masih banyak masyarakat yang belum mengamalkannya. “Banyak orang yang berilmu, tapi tidak beradab. Maka wajar jika kondisi bangsa kita sekarang masih carut-marut,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Ustaz Muhyiddin yang juga merupakan anggota Dewan Pertimbangan Gerakan Da’i Mengaji Sumut, mengajak jamaah Pengajian Nurhasanah untuk terus menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila demi kehidupan yang berkah dan damai. “Jika hidup kita sudah diberkahi, maka akan datang kebaikan-kebaikan lainnya. Hidup pun akan terasa nikmat,” katanya.

Ia juga menegaskan pentingnya sosialisasi nilai-nilai Pancasila dilakukan secara berkesinambungan dan menyentuh seluruh lapisan masyarakat sebagai upaya menangkal faham khilafah dan radikalisme. “Kegiatan seperti ini harus terus dilanjutkan, dan diharapkan semua unsur ikut terlibat untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa,” pungkasnya. (Tim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *