Tangsel, doreng45.com – Teknologi komputasi awan atau cloud computing terus berkembang pesat di Indonesia. Teknologi ini dimanfaatkan oleh berbagai sektor bisnis, termasuk perbankan, keuangan, manufaktur, dan telekomunikasi, serta instansi pemerintah dan organisasi lainnya.
Cloud computing menjadi pilihan utama karena menawarkan efisiensi, keamanan, serta peningkatan kapasitas tanpa memerlukan investasi besar pada infrastruktur fisik seperti server dan pusat data. Selain itu, teknologi ini memungkinkan akses data dan aplikasi dari mana saja, mendukung tren kerja jarak jauh (remote working) yang semakin populer.
Secara lebih luas, komputasi awan juga mempercepat transformasi digital di Indonesia. Cloud memungkinkan pemanfaatan teknologi canggih seperti kecerdasan buatan (Artificial Intelligence / AI) dan analitik data besar (Big Data Analytics) untuk meningkatkan efisiensi operasional dan pengambilan keputusan berbasis data.
Banyak platform cloud menggunakan sistem operasi sumber terbuka (open source), seperti Ubuntu dari Canonical, sebagai basis infrastruktur mereka. Dengan pendekatan ini, penyedia layanan cloud dapat menawarkan solusi yang lebih terjangkau, fleksibel sesuai kebutuhan bisnis, serta didukung oleh komunitas global yang terus meningkatkan keamanannya.
Selain mendukung aktivitas bisnis dan layanan publik, teknologi cloud juga membuka peluang kerja bagi generasi muda, termasuk Gen Z. Hal ini karena industri cloud memerlukan sumber daya manusia yang terampil dan memiliki dukungan lokal yang kuat.
APTIKNAS Dukung Peluncuran Sahabat Ubuntu Indonesia
Untuk itu, APTIKNAS mendukung kolaborasi Sivali Cloud Technology dengan Institut Teknologi Tangerang Selatan (ITTS) serta Canonical Amerika Serikat dalam meluncurkan program Sahabat Ubuntu Indonesia – Jaringan Afiliasi Nusantara (SUI JAN). Acara peluncuran ini berlangsung di Kampus ITTS, Tangerang Selatan, Banten, pada Selasa (18/2/2025).
Ketua Umum APTIKNAS, Ir. Soegiharto Santoso, SH, dalam sambutannya menyatakan bahwa program ini merupakan langkah penting bagi industri Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Indonesia dalam mengembangkan inovasi berbasis open source dan meningkatkan daya saing global.
“Program ini menjadi ajang penting untuk memperkuat kolaborasi antara asosiasi industri, pelaku bisnis, dan akademisi dalam mendukung ekosistem teknologi open source di Indonesia,” ujar Soegiharto Santoso, yang akrab disapa Hoky. Ia juga menjabat sebagai Penasihat Forum Masyarakat Indonesia Emas (FORMAS), Sekjen Perkumpulan Advokat Teknologi Informasi Indonesia (PERATIN), Wakil Ketua Umum Serikat Pers Republik Indonesia, serta Pendiri dan Ketua Dewan Pengarah LSP Pers Indonesia.
Hoky mengapresiasi keterlibatan anggota APTIKNAS dalam program ini, terutama Wong Sui Jan, Presiden Direktur Sivali Cloud Technology, yang berperan aktif dalam menginisiasi acara ini. “Saya yakin program ini akan sukses besar, karena namanya sendiri mencerminkan inisiatornya, SUI JAN = Sahabat Ubuntu Indonesia – Jaringan Afiliasi Nusantara,” ujar Hoky dengan senyum sumringah.
Ia menambahkan bahwa APTIKNAS sangat mendukung kerja sama antara ITTS, Sivali, dan Ubuntu untuk memastikan bahwa Indonesia tidak hanya menjadi konsumen teknologi, tetapi juga pencipta dan pemimpin dalam transformasi digital, sekaligus menjaga kedaulatan data dan teknologi nasional.
Peran Sivali Cloud Technology dalam Pengembangan SDM Teknologi
Presiden Direktur Sivali Cloud Technology, Wong Sui Jan, merasa bersyukur atas dukungan banyak pihak terhadap program SUI JAN, terutama dari ITTS dan Canonical Amerika Serikat. Ia menekankan bahwa program ini bertujuan mencetak tenaga kerja ahli di bidang teknologi cloud serta meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di Indonesia.
“Kebutuhan tenaga ahli ini menjadi alasan utama kami meluncurkan Sahabat Ubuntu Indonesia – Jaringan Afiliasi Nusantara (SUI JAN). Program ini merupakan langkah strategis dalam membentuk komunitas dan jaringan afiliasi open source Ubuntu Pro yang kuat di Indonesia,” ujar Sui Jan.
Ia menjelaskan bahwa program ini dirancang untuk memberdayakan individu dalam mengembangkan keterampilan manajemen infrastruktur, meningkatkan karier, serta memberikan kontribusi nyata terhadap pertumbuhan ekonomi dan transformasi digital nasional.
Selain itu, program ini membuka peluang karier bagi peserta melalui kerja sama dengan berbagai mitra, seperti System Integrator (SI), Cloud Service Provider (CSP), dan Managed Service Provider (MSP), yang membutuhkan tenaga ahli dalam proyek infrastruktur berbasis open-source.
ITTS sebagai Pusat Pengembangan SDM Cloud Computing
Rektor ITTS, Prof. Onno W. Purbo, menegaskan bahwa ITTS bangga menjalin kemitraan strategis dengan Ubuntu dalam membangun ekosistem cloud berbasis open source yang akan mengubah industri teknologi di Indonesia.
“Saat ini, regulasi seperti Undang-Undang Pelindungan Data Pribadi (PDP) dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) semakin menegaskan pentingnya penggunaan pusat data lokal. Namun, kita tidak hanya membutuhkan infrastruktur fisik, tetapi juga tenaga ahli dalam bidang networking, cloud infrastructure, DevOps, dan Site Reliability Engineering (SRE) untuk memastikan operasional yang efisien dan aman,” ujar Onno.
ITTS berambisi menjadi proyek percontohan dalam pengembangan ekosistem cloud berbasis open source di Indonesia. Onno menekankan bahwa visi ITTS bukan hanya mengakses teknologi, tetapi juga membangun talenta dan komunitas yang memahami infrastruktur cloud secara mendalam.
“Kerja sama ini bukan hanya untuk ITTS, tetapi juga untuk disebarluaskan ke berbagai kampus, sekolah, dan SMK di seluruh Indonesia. Ini adalah bagian dari visi kami untuk membangun kedaulatan teknologi dan mengurangi ketergantungan pada vendor asing dalam infrastruktur digital,” jelasnya.
Onno juga menyoroti bahwa sektor perbankan, pemerintahan, dan telekomunikasi di Indonesia semakin membutuhkan solusi private cloud berbasis open source yang lebih efisien dan cepat dibandingkan vendor asing. “ITTS dan Ubuntu akan memastikan bahwa Indonesia tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga pencipta dan pemimpin dalam transformasi digital,” tambahnya.
Peluang Karier dalam Industri Cloud Berbasis Open Source
Co-Founder dan Executive VP Sivali Cloud Technology, Ryo Ardian, menambahkan bahwa kerja sama antara Sivali dan ITTS akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang teknologi informasi.
“Dari program ini, kita bisa mencetak generasi baru yang lebih mandiri dan berdaulat dalam bidang teknologi,” ujar Ryo.
Ia menjelaskan bahwa dengan mempelajari Kubernetes, OpenStack, dan Ubuntu, generasi muda tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga pencipta infrastruktur digital dari nol. “Kita ingin melahirkan generasi builder, bukan hanya user, sehingga mereka memiliki keterampilan yang bernilai tinggi dan mampu bersaing secara global,” tambahnya.
Ryo juga mengungkapkan berbagai peluang karier yang terbuka dengan meningkatnya adopsi cloud berbasis open source, termasuk dalam bidang pusat data, analitik data, pengembangan AI, layanan keuangan (fintech), keamanan siber, dan robotika.
Program Sahabat Ubuntu Indonesia menargetkan mahasiswa, siswa SMK, pegiat open source, serta profesional yang ingin menambah layanan berbasis Ubuntu Pro dalam portofolio mereka.
Hadir dalam acara tersebut antara lain Richard Kartawijaya (Ketua Yayasan Pendidikan Tangerang Selatan), Joyce Young (Regional Channel Lead Canonical), Andrey Grebennikov (Director of Field Engineering Canonical), Harry Sufehmi (Penggiat Open Source Ubuntu), Ruby Alamsyah (Pakar Digital Forensik), dan Erik Hadi (Founder Nusantara Academy). (Hen)