Lumajang, doreng45.com – Pasca berakhirnya masa tanggap darurat, fokus pemulihan di wilayah terdampak erupsi Gunung Semeru bergeser ke aspek keberlanjutan, salah satunya pendidikan. Puluhan siswa dari Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, terpaksa melanjutkan belajar di tenda darurat setelah sekolah mereka rusak berat diterjang awan panas.
Personel Kodim 0821/Lumajang, Serka Supriadi, turun langsung untuk memantau kegiatan belajar-mengajar di lokasi tersebut. Kehadiran TNI di ruang kelas darurat ini menjadi simbol pendampingan jangka panjang, memastikan anak-anak korban bencana tidak kehilangan akses pendidikan.
Dalam keterangannya, Serka Supriadi menegaskan bahwa misi TNI di wilayah bencana terus berlanjut meskipun status darurat telah dicabut.
“Pemulihan bukan hanya fisik, tapi juga semangat. Kami hadir untuk memastikan proses belajar tetap berjalan kondusif. Anak-anak korban erupsi Semeru ini adalah generasi penerus yang harus kita dukung, meski saat ini mereka belajar dalam kondisi serba terbatas,” ujar Serka Supriadi pada Jumat (5/12/2025).
Ia menambahkan, monitoring rutin ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan mendesak yang dapat didukung oleh TNI, baik berupa sarana belajar maupun pendampingan psikososial.
Di dalam tenda yang panas dan sederhana, para siswa tampak tekun mengikuti pelajaran. Antusiasme mereka menjadi pemandangan yang kontras dengan latar belakang reruntuhan di sekitarnya. Para guru dengan penuh dedikasi tetap mengajar, menunjukkan ketangguhan komunitas pendidikan di Pronojiwo.
Komitmen Kodim 0821/Lumajang ini merupakan bagian dari program pendampingan berkelanjutan. Tidak hanya sekadar hadir di masa krisis, TNI bertekad untuk tetap menjadi pendamping hingga fasilitas pendidikan permanen dapat dibangun kembali.
Aksi monitoring ini menegaskan bahwa pemulihan pasca erupsi Semeru memiliki banyak dimensi. Di balik pembangunan infrastruktur, ada upaya lebih dalam untuk memulihkan masa depan melalui pendidikan.
“Kami akan terus mendampingi. Ini adalah komitmen kami untuk generasi muda Lumajang. Mereka tidak boleh berhenti belajar hanya karena bencana,” pungkas Serka Supriadi.
Kehadiran TNI di tenda sekolah darurat menjadi pengingat bahwa setelah fase penyelamatan usai, yang dibutuhkan adalah kesabaran dan konsistensi untuk membangun kembali harapan—dimulai dari bangku sekolah yang paling sederhana sekalipun.
(Guntur Tri Mulyo)










