Medan, doreng45.com – Himpunan Pemuda dan Mahasiswa Sumatera Utara (HIPMASU) kembali menggelar aksi unjuk rasa Jilid II di Kantor Wali Kota Medan, Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Medan, serta Kantor Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (Kejatisu), Selasa (18/3/2025).
Dalam aksinya, massa menuntut adanya transparansi terkait penetapan pemenang tender Event Organizer (EO) Ramadan Fair, yang diduga sarat praktik nepotisme. Mereka mendesak agar Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Medan diperiksa atas dugaan memenangkan CV Yohara Gemilang dengan nilai anggaran mencapai Rp4,9 miliar.
“Kami hadir sebagai bentuk kontrol sosial demi kepentingan bersama. Kami mencurigai adanya praktik nepotisme dalam penetapan pemenang tender proyek Ramadan Fair yang nilainya mencapai hampir Rp5 miliar,” tegas Ketua Umum HIPMASU, Muda Harahap, dalam orasinya.
Massa menduga CV Yohara Gemilang sengaja dimenangkan, meskipun penawarannya lebih tinggi dibandingkan peserta lelang lainnya. Bahkan, sebelum masa sanggah tender berakhir, persiapan acara seperti pemasangan kerangka tenda sudah dilakukan.
“Kami menduga kuat bahwa CV Yohara Gemilang sengaja dimenangkan, padahal penawarannya lebih tinggi dibanding peserta lain. Bahkan, tenda sudah dipasang, padahal tender masih dalam masa sanggah,” ujar Muda Harahap.
Dalam aksinya, massa HIPMASU menyampaikan beberapa tuntutan utama, di antaranya:
- Mendesak Kapolda Sumut dan Kepala Kejatisu untuk segera memanggil dan memeriksa Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Kota Medan terkait dugaan kongkalikong dalam proyek Ramadan Fair XIX.
- Menuntut penyidik Polda Sumut dan Kejatisu untuk memanggil serta memeriksa pimpinan CV Yohara Gemilang.
- Meminta Wali Kota Medan, Rico Tri Putra Bayu Waas, agar mengevaluasi jabatan Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Kota Medan atas dugaan penyimpangan dalam penetapan pemenang tender.
Setelah lebih dari satu jam berorasi di depan Kantor Wali Kota Medan tanpa ada tanggapan dari pihak terkait, massa kemudian bergerak menuju Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Medan.
Namun, sesampainya di lokasi, terjadi keributan antara mahasiswa dan oknum petugas Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Medan, yang menyebabkan salah satu peserta aksi mengalami luka gores di tangan. Meski demikian, massa tetap melanjutkan aksinya sambil menunggu perwakilan dinas untuk menemui mereka.
Akhirnya, Kabag Kebudayaan Disdikbud Kota Medan, Andi, menemui massa dan menyatakan bahwa pihaknya akan meneruskan tuntutan HIPMASU kepada pimpinan.
“Saya dihubungi pimpinan untuk menemui teman-teman. Kebetulan pimpinan tidak berada di tempat, jadi perihal ini akan ditindaklanjuti oleh Tim POKJA,” jelas Andi. (Tim)