Indonesia Mulai Terapkan Green Tourism dan Wellness di Sektor Pariwisata

Jakarta, doreng45.com – Seiring meningkatnya kesadaran global akan pentingnya keberlanjutan dan kesehatan, sektor pariwisata Indonesia kini mengambil langkah signifikan dalam mempromosikan Green Tourism dan Wellness. Penerapan standar ramah lingkungan dan fokus pada kesehatan ini menjadikan Indonesia siap sebagai destinasi utama yang mendukung gaya hidup sehat dan berkelanjutan.

Dalam rangka mendukung inisiatif ini, Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta menggelar Seminar dan Bimtek Wellness dan Green Tourism, yang bertujuan membahas penerapan standar pariwisata di Indonesia. Acara ini menghadirkan sejumlah pakar, termasuk Staf Ahli Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Bidang Ekonomi Maritim, Dr. Ir. Sugeng Santoso, MT, serta pembicara lain seperti Annie Savitri, S.E., PgD. IA, Dipl. CIDESCO, Dr. Edi Alpino Rivai Siregar, MKK, SpKKLP, dan Fatimah Muthahir, B.A., MC.

banner 336x280

Dalam pemaparannya, Sugeng Santoso menekankan pentingnya kebijakan lintas sektor yang terintegrasi untuk mendukung pertumbuhan Industri Hijau dan Wellness. Menurutnya, pelaksanaan industri pariwisata hijau tidak mungkin berhasil tanpa dukungan sektor lain. Pariwisata hijau berfokus pada pelestarian lingkungan, budaya lokal, dan pemanfaatan sumber daya secara bertanggung jawab. Sugeng juga menyebut peluang pertumbuhan ekonomi baru melalui pengembangan aktivitas sirkular yang inovatif, termasuk industri berbasis sumber daya alam berkelanjutan.

“Inovasi anak muda dalam ekonomi sirkular dan ekonomi hijau akan menjadi pendorong pertumbuhan sektor ini,” ujarnya.

Suasana seminar di mana para peserta dari berbagai kalangan pariwisata dan industri kreatif mengikuti Bimtek tentang penerapan Green Tourism di Indonesia.

Annie Savitri, yang juga merupakan Master Asesor Badan Nasional Sertifikasi Profesi, menyoroti penerapan kebijakan Green Tourism dan Wellness Tourism di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Menurutnya, keberhasilan praktik pariwisata hijau dan wellness tourism bergantung pada kebijakan yang terintegrasi, terutama dalam mencapai visi Indonesia Emas 2045 dan target Net Zero Emissions (NZE) 2060.

Annie menjelaskan bahwa Wellness Tourism tidak hanya fokus pada kesehatan fisik, mental, dan spiritual, tetapi mencakup delapan dimensi wellness yang harus diperhatikan oleh para profesional. Ia menambahkan bahwa kebijakan terkait Green Jobs dan wellness telah disusun oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, dan standar kompetensi kerja (SKKNI) untuk sektor ini sudah diterapkan.

Dr. Edi Alpino dalam presentasinya menyoroti penerapan standar green tourism melalui skema okupasi untuk Green Jobs di sektor pariwisata, serta pentingnya mitigasi risiko dalam praktik Wellness Tourism. Ia juga menjelaskan penggunaan genome analysis dan teknologi augmented reality (AR) dalam mengembangkan personalisasi perawatan dalam wellness tourism.

Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta, Andika Permata, menyatakan bahwa sinergi antara wellness tourism dan industri hijau akan meningkatkan kualitas destinasi wisata Jakarta serta mendukung pertumbuhan ekonomi kreatif yang berkelanjutan.

“Masa depan pariwisata Indonesia terletak pada keberlanjutan dan kesejahteraan. Dengan menggabungkan green tourism dan wellness, kami tidak hanya melindungi alam dan budaya kita, tetapi juga memberikan pengalaman wisata yang holistik dan bermakna bagi wisatawan,” ungkap Andika.

Andika menekankan pentingnya kerja sama antara pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat dalam memajukan pariwisata berbasis wellness dan industri hijau di Indonesia. (Red. HGM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *