Lumajang, doreng45.com – Dalam kegiatan Komunikasi Sosial (Komsos) dengan Aparatur Pemerintah Tahun Anggaran 2025 di wilayah Kodim 0821/Lumajang, Dandim 0821 Lumajang, Letkol Arh Anton Subhandi, S.AP., menegaskan bahwa kebersamaan dan nasionalisme bukan sekadar nilai simbolis, melainkan fondasi strategis pembangunan daerah dan ketahanan sosial. Kegiatan ini digelar pada Kamis (23/10/2025) dengan dihadiri aparatur pemerintah daerah serta tokoh masyarakat.
Letkol Anton mengajak seluruh aparatur pemerintah dan masyarakat Lumajang untuk menjadikan semangat kebersamaan dan nasionalisme sebagai dasar dalam bekerja, berinovasi, dan mengabdi bagi kemajuan daerah. “Mari kita rawat Indonesia dari Lumajang, dengan kebersamaan, cinta tanah air, dan semangat gotong royong. Itulah energi sejati dalam membangun bangsa,” ujarnya tegas.
Menurut Dandim, keberhasilan pembangunan daerah sangat ditentukan oleh solidaritas sosial dan partisipasi masyarakat. Kebersamaan menjadi pendorong utama bagi stabilitas wilayah, ketahanan masyarakat, dan efektivitas pelaksanaan program pemerintah — mulai dari ketahanan pangan hingga pemberdayaan ekonomi rakyat. “Setiap proyek pembangunan dan kebijakan pemerintah harus didukung oleh semangat gotong royong. Tanpa kolaborasi, segala upaya akan terfragmentasi dan dampaknya tidak maksimal,” jelasnya.
Lebih lanjut, Letkol Anton menyebut bahwa nasionalisme merupakan energi moral yang menjaga integritas bangsa. Rasa cinta tanah air perlu diwujudkan melalui tindakan nyata: disiplin, kejujuran, kepedulian terhadap lingkungan, serta komitmen menjaga persatuan. Dengan begitu, keberhasilan pembangunan tidak hanya diukur dari sisi fisik, tetapi juga dari kualitas sosial dan karakter masyarakat.
Dandim menilai, gotong royong dan kebersamaan juga berfungsi sebagai tameng utama menghadapi berbagai tantangan sosial, ekonomi, dan lingkungan. Dalam situasi yang dinamis, masyarakat yang bersatu akan lebih tangguh menghadapi bencana, konflik sosial, maupun perubahan global. “Stabilitas sosial bukan tanggung jawab TNI atau pemerintah semata. Masyarakat yang sadar akan perannya adalah garda terdepan dalam menjaga keamanan dan ketahanan daerah,” lanjutnya.
Dalam konteks humanistik, Letkol Anton mengajak aparatur pemerintah untuk meneladani semangat ini dalam setiap pengabdian. Ia menekankan bahwa setiap kebijakan publik yang dilandasi cinta tanah air akan menghasilkan dampak nyata bagi kesejahteraan rakyat. “Kita membangun bukan untuk diri sendiri, tetapi untuk generasi mendatang. Nasionalisme sejati berarti menanamkan nilai kepedulian dan tanggung jawab dalam setiap aspek kehidupan masyarakat,” tegasnya.
Ia juga menyoroti pentingnya sinergi lintas sektor antara pemerintah daerah, TNI, aparat keamanan, dan masyarakat. Kolaborasi tersebut merupakan bentuk nyata dari nilai kebersamaan yang menjadi fondasi pembangunan berkelanjutan di Lumajang. “Ketika rakyat bersatu, setiap tantangan akan mudah diatasi. Bencana, masalah sosial, atau kesenjangan ekonomi dapat diselesaikan lebih cepat melalui semangat kebersamaan,” tambahnya.
Letkol Anton menegaskan bahwa nasionalisme dimulai dari hal-hal sederhana, seperti menghormati hukum, menjaga fasilitas umum, membantu tetangga, dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial. Tindakan kecil yang dilakukan secara konsisten akan membentuk masyarakat tangguh dan berdaya saing. “Semangat kebersamaan bukan slogan, tetapi praktik nyata. Dari desa, dari lingkungan terkecil, kita bisa memulai perubahan yang berdampak luas,” ujarnya.
Dandim juga mengingatkan bahwa Lumajang memiliki potensi besar sebagai contoh daerah yang berhasil mengimplementasikan pembangunan berbasis kebersamaan dan nilai kebangsaan. Hal ini dapat menjadi model bagi daerah lain dalam mengintegrasikan stabilitas sosial dengan pembangunan ekonomi dan infrastruktur. “Kebersamaan dan nasionalisme adalah fondasi pembangunan yang tahan lama. Infrastruktur dan program pembangunan akan sia-sia tanpa dukungan moral dan solidaritas masyarakat,” pungkasnya.
Ia menutup arahannya dengan penegasan bahwa TNI hadir untuk memperkuat sinergi dan membangun kepercayaan publik, bukan mengambil alih peran pemerintah. Dengan demikian, setiap upaya pembangunan benar-benar dapat dirasakan manfaatnya oleh seluruh lapisan masyarakat. “Bangsa ini dibangun dari semangat kebersamaan dan cinta tanah air. Jika kita rawat dari Lumajang, maka energi itu akan mengalir ke seluruh Indonesia, memperkuat pondasi bangsa untuk masa depan,” tutupnya. (Guntur)












