Jakarta, doreng45.com – Asosiasi Pengusaha Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (APTIKNAS) memberikan apresiasi tinggi kepada PAM JAYA atas inisiatif strategisnya meluncurkan program Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) serta Sertifikasi Kompetensi Future Skills bagi penyandang disabilitas di DKI Jakarta. Program ini dinilai sebagai langkah nyata menuju kesetaraan dan pemberdayaan talenta disabilitas di tengah transformasi digital.
Lya Arief, penggagas utama program inklusif tersebut, menyampaikan rasa syukur dan kebahagiaannya atas terselenggaranya pelatihan tersebut. Ia menegaskan bahwa inisiatif ini bukan sekadar kegiatan pelatihan, melainkan bagian dari komitmen berkelanjutan untuk menciptakan dunia digital yang setara dan terbuka bagi semua.
“Ini bukan sekadar program pelatihan biasa, tetapi langkah strategis untuk membuka akses bagi talenta-talenta potensial dari komunitas disabilitas. Insyaallah, masih akan ada pertemuan-pertemuan lagi yang akan kita lakukan sebagai bagian dari komitmen berkelanjutan kami,” ujar Lya Arief di hadapan peserta dan tamu undangan.

Acara peluncuran program tersebut turut dihadiri sejumlah tokoh penting, antara lain Ketua Umum APTIKNAS Ir. Soegiharto Santoso, S.H., Pimpinan LKP CMC Cybermedia Center Ardian Elkana, serta Dewan Pembina Cyber Media Net Maria Ellen Fransisca Y.
Lya Arief juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh Direksi dan tim PAM JAYA yang telah mendukung penuh program ini, termasuk para direktur yang berperan aktif dalam pelaksanaannya.
Dalam sambutannya, Ketua Umum APTIKNAS Soegiharto Santoso menegaskan bahwa program “Future Skills” bukan sekadar bentuk tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), melainkan terobosan visioner yang mampu menjembatani dunia pendidikan, industri, dan masyarakat.
“Kolaborasi segitiga antara PAM JAYA sebagai BUMD, LKP CMC Cybermedia Center yang dikelola Pak Ardian Elkana selaku anggota APTIKNAS, serta LSP SDM-TIK sebagai lembaga sertifikasi, merupakan kunci untuk menciptakan talenta yang terampil, tersertifikasi, dan siap kerja,” tegas Hoky, sapaan akrab Soegiharto Santoso.
Dukungan positif juga datang dari keluarga peserta pelatihan. Eva Kustanti, orang tua dari anak kembar difabel tuna netra Rizqi Fanura dan Rifqi Fanura, menyampaikan rasa terima kasih atas kesempatan berharga ini.
“Kedua putra saya sangat bersemangat mengikuti kegiatan ini karena memberi peluang nyata bagi penyandang disabilitas untuk belajar dan berkembang. Kami berharap program seperti ini terus dilanjutkan dan membuka kesempatan kerja, khususnya di PAM JAYA,” ujarnya haru.
Program pelatihan Future Skills berfokus pada kompetensi digital masa depan seperti Voice Over, Digital Marketing, AI Graphic Design, AI Multimedia, dan Video Editing, dengan tujuan meningkatkan daya saing tenaga kerja disabilitas di pasar kerja digital.
Maria Ellen Fransisca Y, Dewan Pembina Cyber Media Net sekaligus salah satu trainer, memberikan apresiasi mendalam kepada peserta.
“Teman-teman telah melakukan hal-hal luar biasa yang belum tentu bisa dilakukan oleh kita yang normal. Setelah program ini, akan ada tes, dan yang berbakat akan diterima sebagai customer service di PAM JAYA,” jelasnya.
Sementara itu, Rani Santi dari PAM JAYA menegaskan bahwa melalui program Difabel Empowered PAMJAYA, perusahaan membuka kesempatan nyata bagi penyandang disabilitas untuk berkontribusi, khususnya di bidang voice over dan layanan contact center.
“Ini bukan sekadar pelatihan, tetapi akar nyata menuju kemandirian dan kesetaraan. Bagi peserta yang menunjukkan bakat dan profesionalisme, PAM JAYA siap membuka peluang untuk bergabung sebagai tenaga contact center Difabel PAMJAYA,” tegasnya.
Seluruh peserta program akan mengikuti Uji Kompetensi di bidang multimedia, desain grafis, dan digital marketing. Peserta yang dinyatakan kompeten akan memperoleh Sertifikat Resmi dari BNSP melalui LSP SDM-TIK — bagian dari ekosistem APTIKNAS.
Menutup sambutannya, Soegiharto Santoso menegaskan pentingnya inklusivitas dalam era digital.
“APTIKNAS meyakini bahwa inklusivitas digital adalah kunci kemajuan bangsa. Memberikan kesempatan yang sama bagi penyandang disabilitas untuk menguasai teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) adalah wujud pembangunan SDM yang berkeadilan,” pungkasnya.
(Hend)










