doreng45.com – Salah satu pilar utama yang menopang kehidupan berbangsa dan bernegara adalah sikap saling menghormati. Dalam masyarakat majemuk seperti Indonesia—yang terdiri dari beragam suku, agama, ras, dan golongan—saling menghormati bukan sekadar nilai moral, melainkan syarat mutlak untuk menjaga persatuan dan kesatuan nasional.
Tanpa adanya rasa saling menghargai, kehidupan sosial akan mudah terpecah, menimbulkan konflik, bahkan mengancam keutuhan bangsa. Oleh karena itu, nilai saling menghormati harus ditanamkan dalam setiap aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Makna dan Esensi Saling Menghormati
Saling menghormati berarti mengakui keberadaan, hak, dan martabat orang lain tanpa memandang perbedaan. Sikap ini tidak berhenti pada kesopanan atau keramahan, tetapi juga mencakup penerimaan terhadap keragaman pandangan, keyakinan, dan cara hidup.
Dalam konteks kebangsaan, menghormati berarti menghargai setiap warga negara sebagai bagian dari satu kesatuan bangsa Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.
Landasan Filosofis dan Konstitusional
Nilai saling menghormati berakar kuat pada dasar negara dan konstitusi.
-
Pancasila, terutama sila kedua dan ketiga, menegaskan pentingnya Kemanusiaan yang adil dan beradab serta Persatuan Indonesia. Dua sila ini menjadi pondasi moral untuk menumbuhkan sikap saling menghormati antarindividu dan antargolongan.
-
UUD 1945 Pasal 28E dan Pasal 29 menjamin kebebasan beragama, berpendapat, dan berkeyakinan. Ini mengandung makna bahwa setiap warga negara wajib menghormati kebebasan orang lain dalam mengekspresikan pandangan dan keyakinannya.
Nilai Keagamaan tentang Saling Menghormati
Seluruh agama yang dianut di Indonesia mengajarkan pentingnya menghormati sesama manusia.
-
Dalam Islam, Rasulullah SAW bersabda:
“Tidak beriman salah seorang di antara kalian hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim) -
Dalam Kristen, diajarkan:
“Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” (Markus 12:31)
Prinsip serupa juga ditemukan dalam ajaran Hindu, Buddha, dan Konghucu, yang menekankan pentingnya keselarasan dan kemanusiaan universal.
Artinya, saling menghormati adalah nilai lintas agama yang menjadi fondasi harmoni sosial di Indonesia.
Urgensi Saling Menghormati dalam Kehidupan Berbangsa
-
Menjaga Persatuan Nasional
Saling menghormati memperkuat rasa kebersamaan dan mempererat persaudaraan lintas suku, agama, dan budaya. Ini menjadi benteng utama melawan radikalisme, intoleransi, dan disintegrasi bangsa. -
Mencegah Konflik Sosial
Banyak konflik horizontal bermula dari hilangnya rasa hormat antarwarga. Dengan menghargai perbedaan, masyarakat dapat menyelesaikan perbedaan melalui dialog dan musyawarah, bukan konfrontasi atau kekerasan. -
Menumbuhkan Toleransi dan Demokrasi Sehat
Demokrasi hanya bisa tumbuh subur di masyarakat yang saling menghargai hak dan pendapat. Saling menghormati berarti memberi ruang bagi perbedaan tanpa permusuhan. -
Membangun Etika Sosial dan Keadaban Publik
Bangsa yang saling menghormati akan terbentuk sebagai masyarakat beradab, santun, dan berkarakter kuat, yang menjadi cerminan bangsa berkepribadian luhur.
Implementasi dalam Kehidupan Sehari-hari
Nilai saling menghormati tidak cukup diucapkan, tetapi harus diwujudkan dalam tindakan nyata, antara lain:
-
Menghormati perbedaan pendapat di ruang publik dan media sosial.
-
Menghargai simbol-simbol keagamaan dan kebudayaan daerah lain.
-
Tidak memaksakan kehendak pribadi atau kelompok.
-
Mengutamakan dialog dan musyawarah dalam menyelesaikan perbedaan.
-
Menumbuhkan empati sosial terhadap sesama warga bangsa.
Kesimpulan
Saling menghormati adalah fondasi utama kehidupan berbangsa dan bernegara. Tanpa sikap ini, tidak akan ada persatuan, keadilan, atau kedamaian. Karena itu, nilai saling menghormati harus ditanamkan sejak dini—di keluarga, sekolah, dan lingkungan sosial.
Dengan semangat menghargai keberagaman, Indonesia akan tetap kokoh sebagai bangsa yang beradab, berdaulat, dan harmonis dalam perbedaan.
Oleh: Dr. Abdul Wadud Nafis, LC., MEI